Penolakan Allah SWT Lebih Baik Daripada Pemberian Makhluk

Print

 

“Kepunyaan Allah-lah apa  saja yang ada di langit dan bumi, dan Allah Maha Meliputi segala sesuatu”
(QS. 4. An-Nisa’ : 126)

Pemberi rizki dan semua karunia adalah Allah SWT.

“Dan tidak ada suatu makhluk pun yang melata di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya”
(QS. 11. Huud : 6)

Yang melapangkan atau menyempitkan rizki adalah Allah SWT.

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah-lah yang  melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia (pula) yang menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya”
(QS. 30. Ar-Ruum : 37)

Allah dalah Dzat Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

“Dengan Asma Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
(QS. 1. Al-Fatihah : 1)

Pemberian dari makhluk yang tidak dilandasi pemahaman bahwa Sang Pemberi sesungguhnya adalah Allah SWT hakekatnya adalah “Ketercegahan” dari karunia nikmat “Ma’rifat kepada Allah”.

Di saat Allah SWT tidak memberi suatu kenikmatan kepada seorang hamba, hakekatnya tidak memberinya Allah itu adalah “Ihsan “ kebaikan hakiki dari Allah.

Allah tidak memberi bukan karena Allah bakhil atau kikir.

Allah tidak memberi karena adanya “Maslahat” bagi hamba-Nya.

HIKMAH :
  1. Jika kita mendapat pemberian dari makhluk maka sesungguhnya Sang Pemberi yang hakiki adalah Allah SWT.
  2. Jika kita mendapat pemberian dari makhluk yang membuat kita hanya ingat kepada makhluk dan lupa kepada Allah, maka hakekatnya itu cegahan dari  Allah sehingga kita terhalang dari nikmat  “Ma’rifatullah” , mengenal Allah.
  3. Minimalkan meminta kepada makhluk dan sempurnakan meminta kepada Allah SWT.
  4. Kita harus senantiasa “Husnudhon” , baik sangka kepada Allah karena Allah Maha Pemurah. Jika Allah tidak memberi tentu karena adanya “Hikmah” dan “Maslahat” bagi hamba-Nya.
  5. Jika kita ingin mendapat pertolongan dalam hidup ini, maka dekati, taati dan kenalilah Allah SWT.