KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA

Print
Category: Bacaan Islami
Published Date Written by Super User

SHALAT DHUHA

Tubuh manusia memiliki 360 ruas, bersama 360 ruas ini terdapat berbagai kenikmatan yang juga tidak dapat dihitung. Setiap ruas tulang itu memiliki  memiliki tugas untuk bersedekah, sebagai rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakannya dan tugas ini mesti ditunaikan manusia pada setiap harinya. Artinya, paling tidak setiap hari manusia harus bersedekah sebanyak 360 kali atas nama 360 ruas ini. Hal ini tentunya sangat berat dan sulit. Namun, Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah, melalui Rasulullah saw menjelaskan bahwa tugas bersedekah sebanyak 360 kali itu cukup tergantikan oleh dua raka’at shalat dhuha. 

 

Hal ini sebagaimana hadist Rasulullah dalam kitab Hadist Arba’in ke-26: Rasulullah saw bersabda,”setiap salah seorang diantara kamu memasuki pagi harinya, pada setiap ruas tulangnya ada peluang sedekah. Setiap ucapan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap hamdalah (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahuakbar) adalah sedekah. Amar ma’ruf  adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, semua itu cukup tergantikan dengan dua raka’at dhuha” (HR Muslim, hadist no 720)

Waktu dan Jumlah Raka’at
Yang dimaksud shalat dhuha adalah shalat yang dilakukan pada waktu dhuha. Waktu dhuha memanjang semenjak matahari naik kira-kira dalam pandangan mata kita setinggi satu tombak dan berakhir pada saat matahari mendekati posisi tengah-tengah diatas kepala.
Jumlah raka’at shalat dhuha paling sedikit 2 raka’at dan paling banyak 12 raka’at, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abud-darda ra: “siapa yang shalat dhuha 2 raka’at, maka ia tidak tercatat sebagai orang orang yang lalai, dan siapa yang shalat dhuha 4 raka’at maka ia tercatat sebagai ‘abid (ahli ibadah), dan siapa yang shalat dhuha 6 raka’at , cukup baginya pada hari itu, dan siapa yang shalat dhuha 8 raka’at, Allah SWT mencatatnya sebagai Qanit (ahli ta’at), dan siapa shalat dhuha 12 raka’at, Allah SWT  membangunkan rumah untuknya di surga, dan tidak ada hari, juga tidak ada malam kecuali ada pemberian Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya sebagai sedekah untuknya, dan tidak ada pemberian Allah yang diberikan kepada seorang hamba-Nya yang lebih afdhal daripada ilham kepadanya untuk mengingat-Nya
 
Shalat Dhuha adalah Shalat Awwabin
Terdapat dalam hadist Rasulullah saw yang lain bahwa shalat dhuha adalah shalat awwabin. Artinya, shalat yang merefleksikan sikap orang-orang yang senantiasa merujuk dan kembali kepada Allah SWT dalam segala urusannya.” Shalat awwabin dilakukan saat anak-anak unta mulai merasakan panasnya pasir sehingga mereka bangkit” (Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Muslim [748])
Shalat dhuha merupakan salah satu dari tiga wasiat Rasulullah saw kepada Abu Hurairah ra. Abu Hurairah ra berkata, “kekasihku (maksudnya Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga hal dan aku tidak akan meninggalkannya sehingga aku mati: puasa tiga hari setiap bulan, melakukan shalat dhuha dan melakukan shalat witir sebelum tidur” (HR Bukhari dan Muslim)
Shalat dhuha merupakan bagian dari “haji” dan “umrah” yang sempurna. Bukan haji dan umrah dalam arti pergi ke Mekkah, akan tetapi pahala haji dan umrah. Rasulullah saw bersabda,”siapa yang shalat subuh berjama’ah, lalu duduk dzikir kepada Allah SWT sehingga matahari terbit, kemudian shalat 2 raka’at maka untuknya pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna” (HR Tirmidzi)