Haramnya Memutuskan Tali Silaturahmi

Print

Jika ada dua orang yang berselisih paham dan tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari lalu ia mati maka ia masuk ke dalam api neraka.

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari. Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari 3 hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.”(HR. Abu Daud, Annasa’i)

Ini adalah perkara serius karena karena Allah paling tidak suka melihat sesama muslim saling bermusuhan. Tidak halal meninggalkan saudaranya baik itu saudara hubungan darah hubungan pernikahan, tetangga atau rekan kerja. Ini diperkuat dengan hadis HR. Bukhari Muslim, “Tidak halal bagi seorang muslim memboikut saudaranya lebih dari tiga hari, sehingga bila bertemu saling memalingkan muka dan terbaik diantara keduanya adalah yang mendahului yang memberi salam.

Harus ada yang mengalah diantara keduanya, ucapkan salam terlebih dahulu. Dengan kita mengucapkan salam itu sudah bertanda bahwa kita memang mengajak berdamai. Sehari atau dua hari dimengertilah manusiawi namun jika sampai ke tiga, maka hentikanlah. Jika digambarkan dengan waktu sholat maka sebelum matahari terbenam atau saat ashar maka hentikanlah permusuhan.

Salam itu sebenarnya simple namun bisa memperbaiki hubungan yang putus supaya kita tidak kebabalasan memutuskan tali silahturahmi. Bahkan dalam riwayat sejarah Imam Syafi'i pernah selamat dari hukuman pancung karena mengucapkan salam. Jadi saat Imam Syafi'i terkena fitnah dan dikenai hukuman pancung di zaman Khilafah Islamiyah ia ditanya terlebih ditanya, sebelum dihukum maka apa kata-kata terakhinya, maka ia pun mengucapkan salam pada kholifah dan sang kholifah pun menjawab. Dan Imam sangat gembira dan mengatakan berarti aku tak jadi dihukum pancung.

Kholifah kebingungan mengapa? Karena kamu tadi menjawab salam saya, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh artinya  semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa  dan kamu menjawab dengan waalaikumussalam warahamtullahi wabarakatuh yang artinya dan semoga kamu juga  terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa.  Sang kholifah pun mengakui itu, dan akhirnya Imam menceritakan kejadian sebenarnya bahwa ia difitnah. Sang kholifah akhirnya mengakaui bahwa  Imam tak bersalah dan ia juga mengakui kecerdasan Imam. Ia pun mengangkat Imam Syafi'i menjadi orang yang besar.

Lebih Dari Tiga Hari baru Berdamai

Bagaimana jika lebih dari tiga hari baru minta maaf? Ya.. sama saja dengan saat kita sholat yang menundanya padahal sudah dengar azan. Sholat Ashar yang harusnya dimulai diawal waktu malah dimulai dengan jam 3 menit sebelum masuk waktu magrib. Sholatnya diterima namun lebih utama yang tepat waktu. Dan jika sholat asharnya diwaktu magrib itu yang dosa. Begitu juga dengan yang cekcok, hari kelima baru berdamai, maka dosa memutus tali silahturahmi sudah terhapus, namun kena dosa yang menunda waktu berdamainya.

Diriwayatkan setiap hari Senin dan Kamis, amal perbuatan kami akan dinaikkan syaratnya apabila tak melakukan perbuatan musyrik. Tapi jika sedang berkonflik maka Allah akan menunda menaikkannya seperti yang diriwayatkan oleh HR. Imam Malik, Ahmad dan Muslim)

Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis.  Lalu diampuni seluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Ahmad 9119, dan Muslim 2565).

Belajar Dari Yusuf Mansur

Yusuf Mansyur sebelum terkenal, ia pernah dalam keadaan susah. Tak mampu bayar utang, tak mampu bayar kontrakan namun ia berani menghadapinya. Ia datang dan minta maaf  kepada pemilik kontrakan bahwa ia tak mampu membayar. Si pemilik kontrakan marah besar, semua kata kata kasar keluar dan memerintahkan ia keluar dari kontrak.  Yusuf  Mansyur hanya terdiam. Karena kelelahan marah si pemilik kontrakan justru mengajaknya makan, dan saat makan si pemilik kontrakan justru berubah pikiran. “Kamu jangan keluar dari kontrakan ya, nanti kamu malah kabur lagi ga bayar kontrakan,”ujar pemilik kontrakan. Yusuf Mansyur pun bersyukur ia dibolehkan kembali tinggal dikontrakan dan mengangsur utangnya. Itulah hikmah dari berani meminta maaf.  Berani mengakui kesalahan.

Terkadang gengsi mengalahkan semuanya, tak ada yang mau minta maaf  terlebih dahulu. Terkadang manusia suka menyimpulkan sendiri. Khawatir yang berlebihan konflik akan bertambah besar jika ia menegur sapa atau meminta maaf.  Coba dulu masalah tanggapannya belakangan. Yang penting kita sudah berusaha untuk meminta maaf dan malaikat akan mencatat usaha kita. Dosa memutus tali silahturahmi kita pun gugur. Yang penting itu kita meminta maaf dengan hati yang tulus insyaAllah hatinya akan tergugah.

(by: NM)