KISAH MARIA AL QIBTHIYYAH

Print
Written by Super User

 

BUNDA DARI PUTERA RASULULULLAH SAW
 
Tidak banyak yang tahu tentang riwayat hidupnya. Sebagian dari kita hanya mengenal namanya dan mengetahui bahwa maria adalah salah seorang dari ummahatul mukminin. maria
 
Dilahirkan disebuah desa yang bernama Anshina, di wilayah Hafin, Mesir.  Ayahnya bernama Syam’un. Nama Al Qibthiyyah dilekatkan pada namanya karena ayahnya berasal ndari Qibthi. Jadi Maria Al Qibthiyyah berarti Maria yang berasal dari suku Qibthi. Maria memiliki wajah yang cantik, rambutnya ikal dan kulitnya putih. Selain itu Maria juga berakhlak baik, sopan dan suka belajar. Maria lahir bukan sebagai manusia yang merdeka, melainkan sebagai hamba sahaya. Maria adalah seorang penganut Kristen Koptik. Maria bekerja dikerajaan Alexandria yang dipimpin oleh raja Mauqauqis. Pada Tahun ke-6 H/628M, Rasulullah Saw mengutus Hathib bin Abi Baltha’ah menyampaikan surat mengenai ajaran islam pada Raja Mauqauqis. Mauqauqis menyambut hangat kedatangan Hathib dan segera member surat balasan kepada Rasulullah. Bahkan ketika Hathib pulang, Raja Mauqauqis membekali dengan bermacam-macam hadiah untuk Rasulullah. Selain hadiah Raja Mauqauqis juga menyerahkan dua hamba sahayanya yaitu Maria dan Sirin sebagai hadiah bagi Rasulullah Saw.
 
Dalam perjalanan dari Mesir ke Madinah, Hathib banyak menyampaikan risalah Islam kepada Maria dan Sirin. Hathib juga menceritakan tentang Rasulullah Saw, akhlak beliau dan bagaimana beliau mengajarkan Islam pada pengikut-pengikutnya. Hati Maria sangat tertarik dengan Islam karena dalam kitab suci yang sering dia baca, Islam dan nama Muhammad sudah sering disebut. Oleh karena itu, ketika Hathib menawarkan mereka untuk memeluk agama Islam, tanpa ragu-ragu Maria langsung mngiyakannya.
 
Sesampainya di Madinah, Rasulullah segera menyambut kedatangan Hathib. Surat dari Mauqauqis ternyata berisi penolakannya terhadap Islam. Meskipun demikian rasulullah tersenyum, beliau sudah biasa mendapatkan penolakan dari para raja yang diserunya. Rasulullah menerima Maria dan Sirin dengan baik. Bahkan kemudian Rasulullah mengangkat Maria menjadi istri beliau. Kedudukan Maria semakin terangkat ketika dia mengandung anak Rasulullah yang kemudian diberi nama Ibrahim. Rasulullah pun semakin menyayangi Maria karena dia adalah satu-satunya istri beliau selain Khadijah yang memberikan keturunan. Ibrahim bin Muhammad meninggal saat berusia 16 bulan. Rasulullah sedih sekali, namun beliau bersabda:”Mata boleh meneteskan air mata, hati boleh bersedih, tapi tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridhai Allah.”
 
Begitulah Maria yang telah menjadi seorang pendamping setia Rasulullah bersama isteri-isterinya yang lain.  Maria meninggal pada masa pemerintahan Umar bin Khattab pada tahun 16 H. Ummar menyalati jenezahnya dan memakamkannya di Baqi’