Nikmat dan Bala adalah Jalan Mendekati Allah SWT

Print

 

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah “Mengabdi” kepada-Ku”
 (QS. 51. Adz-Dzariyaat : 56)

“Dan (aku telah perintahkan) : "Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.
Dan janganlah kamu menyembah segala sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu, selain daripada Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu jika demikian termasuk orang-orang yang zalim".
(QS. 10. Yunus : 105 – 106)

Allah mencurahkan kelembutan kasih sayang dan limpahan kebaikan nikmat-Nya kepada manusia agar manusia menghadap, tunduk, patuh, taat kepada Allah dengan “Sikap Syukur”
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”
(QS.5. Al-Maidah : 6)
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami jadikan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”
(QS.7. Al-A’raaf : 10)
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati,
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
(QS.32. As-Sajdah : 9)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan yang mereka lakukan”
(QS.7. Al-A’raaf : 96)
  • Manusia yang diberi nikmat namun lalai dari syukur kepada Allah, berpaling atau kufur, maka Allah akan ingatkan, ikat  dan seret untuk menghadap kembali kepada-Nya dengan rantai-rantai musibah, bala’ dan bencana agar mereka menghadap Allah dengan “Sikap Sabar”

 

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali"
(QS.2. Al-Baqarah : 155-156)
  • Musibah, Bala, dan Bencana hanya terjadi dengan “Ilmu, Qudrat dan Iradat Allah SWT”. Manusia, jin, syetan atau iblis tidak akan mampu membuat dan menimpakan bencana kepada kita tanpa izin Allah
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”
(QS. 57. Al-Hadiid : 22)
  • Musibah, bala’ dan bencana bisa datang kapan saja, di mana saja dan kepada siapa saja
“Dan peliharalah dirimu dari  siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim di antara kamu saja,  dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”
(QS. 8. Al-Anfaal : 25)

“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?.
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain-main?.
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)?
tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi”
(QS.7. Al-A’raf : 97-99)

 

  • Bagi “Mu’min yang Takwa”, musibah, bala’ dan bencana adalah “Ujian”, kemudian ia diberi “Pahala tak terkira dan dinaikkan derajatnya”
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan  dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
(QS.39. Az-Zumar : 10)

“Orang-orang yang mati syahid itu ada 5, yaitu : Orang  yang mati karena sakit perut,
wabah tho’un, tenggelam, tertimpa runtuhan bangunan,
dan yang gugur di dalam jihad fi sabilillah”
(HR. Bukhari & Muslim)
  • Bagi “Mukmin yang Fasik & Maksiat”, musibah adalah “Peringatan & Teguran Keras” dari Allah agar ia segera “Istighfar, Taubat, Muhasabah” dan memperbaiki amal ibadah dan perilakunya
“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
(QS.7. Al-A’raaf : 168)
  • Bagi “Kaum Kafir & Munafik”, musibah adalah bagian dari siksa atas kezaliman yang mereka lakukan
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat”
(QS.2. Al-Baqarah : 6-7)


    * Musibah itu tidak hanya berupa bencana, wabah penyakit, paceklik, huru-hara dan sebagainya. Malas beribadah dan menuntut ilmu serta menyia-nyiakan umur dan ladang amal juga bagian dari musibah

Friday the 3rd. Pesantren Kehidupan. Hostgator coupon - All rights reserved.