Hawa Nafsu dan Kesamaran Jalan

Print

FIRMAN ALLAH SWT :

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”
(QS. 2. Al-Baqoroh : 2)
 
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak berdzikir kepada Allah”
(QS.33. Al-Ahzab : 21)


Banyaknya jalan untuk menuju kepada Allah yang kadang serupa tidak perlu dikhawatirkan jika kita telah memahami petunjuk Allah SWT dan Rosulullah SAW. Diantaranya :
  1. Jika sedang taat => Menyadari dan menyaksikan bahwa ketaatan itu adalah karunia Allah
  2. Jika jatuh maksiat => Segera istighfar, mohon ampun dan taubat kepada Allah
  3. Jika diberi nikmat => Segera mensyukurinya & menjadikannya jalan taqorrub kepada Allah
  4. Jika ditimpa musibah/bala ‘ => Segera bersabar dan ridho
Yang harus ditakuti adalah mengalahkannya dan menjajahnya “Hawa” atas diri (nafsu) kita sehingga kita menjadi “Buta Hati”.

FIRMAN ALLAH SWT :

"Dan janglah kamu mengikuti “Hawa” nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.
(QS. 38. Shaad : 26)

Ciri-ciri “Buta Hati” karena dijajah hawa nafsu :
  1. Ketika taat : Bangga diri “Ujub”.
  2. Ketika maksiat : Tidak taubat malah terus-menerus.
  3. Ketika nikmat : Tidak bersyukur dan merasa semata hasil usaha sendiri.
  4. Ketika ada bala’ : Berkeluh kesah, marah.
HIKMAH :

  • Jalan menuju kepada Allah itu sudah terang dan jelas. Sumbernya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
  • Agar tidak bingung menghadapi perjalanan hidup, fahami dengan baik petunjuk Allah SWTdan Rosulullah SAW
  • Waspadalah terhadap penjajahan hawa nafsu, karena bisa membuat kita buta hati dan memasuki jalan kesesatan
Saturday the 27th. Pesantren Kehidupan. Hostgator coupon - All rights reserved.